Langkah yang tepat untuk saling bertukar informasi, berdiskusi dan menjalin komunikasi tentang dunia pendidikan, teknik elektro dan ilmu lainnya.

State University of Malang

It's my campus. UM is The Learning University

Faculty of Engineering

Good Faculty to be professional engineer and excellent teacher.

Department of Electrical

How excellent the learning is!

Hello, it's me. I'm ovan.

You can contact me by email or my social media account. Nice to meet you. Thank's. ^^

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Desember 2015

BELAJAR PENGETAHUAN DEKLARATIF DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL

Welcome to OVANLORD'S LIBRARY
Kajian Belajar Pengetahuan Deklaratif dan Pengetahuan Prosedural berikut ini.


Belajar Pengetahuan Deklaratif dan Pengetahuan Prosedural

Proses elaborasi dan organisasi dalam pengetahuan deklaratif harus ditingkatkan dalam mengajar. Dimana Elaborasi adalah suatu proses penambahan pengetahuan yang berhubungan dengan informasi dan organisasi adalah proses pembagian himpunan informasi menjadi sub – sub himpunan dan penentuan hubungan antara sub – sub himpunan itu. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses – proses tersebut. Untuk merangsang elaborasi, guru dapat meminta siswa untuk membentuk membentuk gambaran – gambaran mental, menggunakan analogi – analogi untuk materi pelajaran yang tidak dikenal oleh siswa dan yang terlalu abstrak. Untuk merangsang organisasi, guru dapat memebrikan suatu daftar yang berisi garis – garis besar pelajaran.

Pada pengetahuan deklaratif, strategi yang digunakan dalam pengajaran adalah strategi umpan balik. Dimana strategi ini adalah apabila prosedur merupakan pengenalan pola, maka kesempatan untuk mengklasifikasikan contoh – contoh baru dari pola hendaknya diberikan. Pada umpan balik tidak hanya memperlihatkan apakah yang dilakukan siswa itu betul, namun saat jawaban dari siswa itu juga salah dan itu harus ditunjukan mana jawaban yang betul dan bagian mana yang salah. Apabila prosedur merupakan urutan aksi, maka hendaknya soal yang diberikan kepada siswa adalah berupa aplikasi dari prosedur dan hendaknya umpan balik menunjukkan secara tepat dalam hal apakah aplikasi itu tidak betul ataupun bagaimana prosedur yang betul diterapkan. Jadi, semua proses belajar tentang pengetahuan prosedural tergantung pada latihan dan umpan balik.



Kajian Belajar Pengetahuan Deklaratif dan Pengetahuan Prosedural pada Pendidikan Teknik Elektro

Misalnya seorang mahasiswa pendidikan teknik elektro ditugaskan untuk membuat suatu makalah sederhana, maka yang perlu dilakukan mahasiswa tersebut ialah pertama-tama mahasiswa tersebut perlu untuk menggambarkan pada memory sematiknya dan pada sumber informasi eksternal seperti artikel dan teks, untuk pengetahuan deklaratif yang dapat membentuk suatu makalah. Oleh karena itu, mahasiswa tersebut harus mampu mempergunakan suatu jaringan deklaratif informasi dan memahami hubungan di antara elemen-elemennya. Yang kedua, mahasiswa tersebut perlu untuk latihan keterampilan prosedural, dimana hal ini bertujuan agar mahasiswa tersebut mudah untuk menangani dan bercermin melalui teks. Hal ini diperlukan oleh mahasiswa tersebut untuk dapat mempersiapkan makalah akhir. Oleh karena itu, mahasiswa tersebut harus mampu melaksanakan keterampilan prosedural sederhana dan kompleks untuk menuju pada penyelesaian tugas.
Share:

Minggu, 13 Desember 2015

TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA


    Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja

Pengertian

            Suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau sejajar. Masa remaja ini biasanya terjadi pada saat seseorang menginjak bangku SMP dan SMA yaitu usianya sekitar 13-21 tahun.

            Seperti halnya masa anak-anak, pada masa remaja ini pula terjadi pertumbuhan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Pertumbuhan yang terjadi biasanya adalah :
1. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi).
2. Terjadi pertumbuhan payudara (wanita).
3. Tumbuh bulu yang halus yang berwarna gelap di tangan dan kakinya.
4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya.
5. Bulu kemaluan menjadi keriting
6. Terjadi peristiwa haid (wanita).
7. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
8. Testis membesar (bagi laki-laki)
9. Terjadi perubahan nada suara.
10. Mengalami ejakulasi/mimpi basah (laki-laki)
11. Rambut-rambut di wajah bertambah.
12. Tumbuh bulu di dada dan kaki.

            Perkembangan merupakan hal yang pasti terjadi pada setiap masa sesorang manusia begitu pula pada masa remaja. Perkembangan yang terjadi pada masa remaja antara lain : Bertambahnya kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang majemuk dan mulai berfikir dengan mempertimbangkan hal-hal yang mungkin disamping hal yang nyata. Dengan kata lain pada masa remaja ini terjadi perkembangan pemikiran menuju kedewasaan.



Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja

            Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16):

            Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.

            Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.

            Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.

            Demikianlah, penjelasan mengenai tugas-tugas perkembangan remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja sebagai suatu masa transisi. Diharapkan, pada saat ini kita telah sampai pada pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa transisi yang menjembatani masa kanak-kanak yang tidak matang ke masa dewasa yang matang. Macam transisi yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang mengalaminya. Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa yang dialami dan dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan melihat perubahan dan perkembangan apa yang dialami oleh individu selama masa remajanya.

            Menurut Havighurst, tugas-tugas perkembangan seorang remaja adalah sebagaipberikut: :

1.      Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Walaupun kedengarannya sederhana dan mudah diucapkan, menerima keadaan fisik diri sendiri sering kali menjadi masalah yang cukup besar bagi remaja. Banyak di antara kita yang sulit menerima kenyataan bahwa kita berkulit gelap atau tidak setinggi dan selangsing teman sebaya. Perasaan tidak puas ini kemudian membuat kita selalu dilanda perasaan minder, sehingga malas bergaul apalagi pergi ke pesta. Perasaan ini menutupi kenyataan, misalnya bahwa kita sebetulnya punya sepasang mata yang indah. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya fokuskan perhatian ke kelebihan kita dan jadikan itu sebagai daya tarik. Selain itu, hilangkan dari pikiran apa yang selama ini selalu ditanamkan oleh lingkungan kita, bahwa cewek harus cantik, putih, tinggi, dan langsing untuk dapat disebut sebagai cewek sejati, sedangkan cowok harus berbadan kekar, berbulu, dan bersuara dalam untuk bisa dikatakan jantan. Karena, kalau kita memang enggak punya gen untuk dapat berpenampilan seperti itu, kita cuma jadi gelisah dan enggak puas diri selamanya, sehingga lupa bahwa kita punya banyak potensihdiri.

2.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Usaha untuk mencapai kemandirian emosional bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional, pertentangan pendapat ini sering kali membuat remaja menjadi pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama apabila orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung untuk mencari jalan keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang senasib. Sebetulnya, curhat dengan teman sebaya tidak ada salahnya, selama teman sebaya itu bisa membantu mendapatkan solusi yang baik. Namun, sering kali karena yang dihadapi adalah remaja seusia yang punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan kurang bijaksana. Karena itu, kita perlu selalu ingat bahwa untuk melepaskan diri secara emosional dari orangtua pun, bisa dilakukan dengan meminta dukungan orangtua ataupun orang dewasa yang ada di sekitar kita. Tentunya bukan dengan cara meminta mereka untuk memecahkan masalah kita, tapi lebih kepada memahami keinginan kita untuk dipahami sebagai individu yang beranjak dewasa dan tidak inginoterlaluktergantungolagiokepadaomereka.

3.      Mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang antara lawan jenis yang sebaya. Sehingga, remaja akan mampu bergaul secara baik dengan kedua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya interaksi yang dialami seorang remaja dengan orang-orang dari kedua jenis kelamin. Tapi, hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kalau kita sekolah di sekolah khusus cowok atau khusus cewek, kemampuan kita untuk bergaul secara matang dengan jenis kelamin lain akan terganggu. Karena di sekolah kan juga ada guru, petugas perpustakaan dan kebersihan dari jenis kelamin lain, dan kita juga berinteraksi dengan mereka. Selain itu, pergaulan tidak terbatas di sekolah saja. Ketika kita pulang, di rumah dan di lingkungan sekitar juga terdapat kenalan pria dan wanita. Jadi, temen-temen di SMU Tarakanita, SMU Pangudi Luhur, ataupun sekolah khusus lainnya, enggak perlu khawatir. Kemampuan untuk berinteraksi dengan seimbang itu hanya dapat terganggu apabila kita sendiri yang memang menciptakan batasan untukobergaul.

4.      Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin. Peran sosial yang dimaksud di sini adalah seperti yang diharapkan masyarakat, dan bergeser sesuai dengan peralihan zaman. Apabila pada zaman dahulu secara sosial dianggap baik bila laki-laki mencari nafkah di luar rumah sedangkan perempuan mengurus rumah tangga, dengan timbulnya kesadaran akan kesetaraan jender sekarang ini tidak harus demikian. Sehingga, yang paling penting untuk dipahami adalah sebagai anggota dari satu jenis kelamin, kita jangan sampai kemudian merasa berhak untuk mensubordinasi atau memperlakukan anggota jenis kelamin lain secara buruk atau semena-mena, baik di publik (masyarakat) maupun domestik (rumahotangga).

5.      Berperilaku sosial yang bertanggung jawab. Idealnya, seseorang tentu diharapkan untuk berpartisipasi demi kebaikan atau perbaikan di lingkungan sosialnya, namun bila hal itu belum bisa dijalankan, minimal yang harus dilakukan adalah tidak menjadi beban bagi masyarakat atau lingkungan sosialnya. Karena itulah, remaja yang terlibat tawuran sampai menghancurkan fasilitas umum tentu tidak dapat dianggap telah melampaui tugas perkembangan yang satu iniodenganosukses.

6.      Mempersiapkan diri untuk memiliki karier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Setelah melepaskan diri dari ketergantungan emosional dengan orangtua atau orang dewasa lain, tugas yang menanti remaja adalah juga melepaskan diri dari ketergantungan finansial dari mereka. Karena itulah, belajar bekerja juga merupakan hal yang perlu dilakukan oleh remaja, betapapun kecil penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian, diharapkan pada saatnya nanti kita bisa siap terjun dan bekerja di masyarakat.

7.      Mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga. Dengan dilaluinya tugas perkembangan yang telah disebutkan tadi yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk bergaul dengan sesama maupun lawan jenis, diharapkan pergaulan ini akan dapat membawa ke langkah selanjutnya yaitu untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dan mulai mempersiapkan diri membentuk keluarga.

8.      Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Keberhasilan remaja melaksanakan tugas perkembangan ini ditandai dengan, misalnya, kesuksesannya meredam serta mengendalikan gejolak emosi maupun seksualnya sehingga dapat hidup sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Untuk dapat memperoleh konsep diri yang memegang seperangkat nilai ini, remaja dapat memiliki role model atau seseorang yang dijadikan tokoh idola yang tingkah lakunya kemudian diteladani.

Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya, Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :

1.        Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

2.        Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

3.        Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

4.        Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

5.        Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuatobanyakoorangotuaomenjadiotakut.

6.        Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalamocita-cita.

7.        Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citrapyangpmerekapinginkan.

Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
Share:

Senin, 30 November 2015

MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN KEJURUAN


PEMBAHASAN 
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN KEJURUAN

1.  Pengertian Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
   Banyak istilah terkait dengan pendidikan kejuruan antara lain, vocational
education, technical education, professional education, dan occupational
education. Huges sebagaimana dikutip oleh Soeharto (1988:1) mengemukakan vocational education (pendidikan kejuruan) adalah pendidikan khusus yangprogram-programnya atau materi pelajarannya dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri, atau untuk bekerja sebagai bagian dari suatu grup kerja. Sejalan dengan pendapat sebagaimana dikutip Muliati (2007:7) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Hamalik (1990:24), mengemukakan pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan. Djohar (2007:1285) mengemukakanpendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik menjadi tenaga kerja yang profesional. Ditegaskan oleh Byram dan Wenrich (1956:50) bahwa “vocational education is teaching people how to work effectively”. Secara lebih spesifik Wenrich sebagaimana dikutip Soeharto (1988:2) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah seluruh bentuk pendidikan persiapan untuk bekerja yang dilakukan di sekolah menengah. Technical education, menurut Roy W. Robert (dalam Soeharto, 1988:2) adalah pendidikan kejuruan yang bidang keahliannya meliputi masalah teknik industri. Dijelaskan pula bahwa pendidikan teknik yang dilaksanakan di berbagai fakultas teknik di lingkungan perguruan tinggi tidak termasuk di dalamnya. Berkenaan dengan istilah professional education, Wenrich (dalam Soeharto, 1988:2) mengemukakan bahwa istilah ini terkait dengan pendidikan persiapan kerja yang dilakukan di perguruan tinggi. Terkait dengan keragaman terminologi yang berkaitan dengan pendidikan kejuruan, secara lebih moderat Wenrich dan Galloway (dalam Sugiyono, 2003:11) mengemukakan. The term vocational education, technical education, occupational education are used interchangeably. These terms may have different connotations for some readers. However, all three terms refer to education for work.
Sejalan dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri atas tiga jenis, yaitu pendidikan kejuruan, vokasi dan profesional. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara program sarjana. Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Ketiga jenis pendidikan tersebut tujuannya sama yaitu mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu.
Sedangkan para ahli juga mendefinisikan arti dari manajemen pemasaran pendidikan kejuruan diantaranya: Philip Kotler/Armstrong (2002:14), terjemahan Wilhelmus W. Bakowatun  : “Manajemen pemasaran ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta  pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”. Buchari Alma (2004:130), “ Manajemen Pemasaran iyalah merencanakan, pengarahan, serta pengawasan seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan ataupun bagian dipemasaran.” Lupiyo Adi (2006:6) : “Manajemen pemasaran iyalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan pada konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun keuntungan bersama”.
Jadi pada intinya manajemen pemasaran pendidikan kejuruan ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta  pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan lulusan yang intelktual, terampil dan memiliki sikap dan karakter baik sesuai dengan perkembangan teknologi didunia industri.
2. Tujuan Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
1.  Produktivitas
            Perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara  kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah lulusan dan kuantitas input berupa jumlah peserta didik di SMK dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb).
            Sedangkan produktivitas dalam ukuran kualitas digambarkan dengan ketepatan menggunakan metode dengan menggunakan alat yang tersedia sehingga peserta didik SMK berkompetensi tinggi dan memiliki karakter yang baik.
1.                        >>  Kualitas
            Kualitas lulusan diharapkan tidak hanya ahli dibidang keahliannya namun memiliki jiwa sosial yang tinggi sebab didunia industri tenaga kerja tidak akan bekerja secara individual/sendiri namun akan bekerja berkelompok atau tim.
2.                        >>  Efektivitas
            Merupakan ukuran keberhasilan tujuan sekolah (SMK). Efektifitas intitusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya. Efektifitas dapat juga ditelaah dari:
·      Masukkan yang merata
·      Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
·      Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun
·      Pendapatan  tamatan yang memadai
3.                         >>  Efisiensi
            Perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Sesuatu bisa dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana. Disamping itu, terus menjalin kerjasama dengan industri dalam hal pengadaan barang, mesin atau media pembelajran seperti di industri ini akan menghemat anggaran untuk alat dan bahan praktikum bagi siswa SMK.

3. Fungsi Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
Fungsi menajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, inovating), reporting, dan controlling. Namun dalam pengoperasionalnya dapat dibagi 2 yaitu:
1.      Pada tingkat makro (departemendan dinas) melakukan fungsi manajemen secara umum.
2.      Pada institusi pendidikan mikro (sekolah) lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, dan motivating
Dengan adanya manajemen di bidang pemasaran pendidikan kejuruan khususnya SMK sangat berfungsi dalam menciptakan iklim kerjasama yang baik antara SMK dan Industri, dan bagi masyarakat akan menjadi referensi sekolah kejuruan yang memiliki reputasi baik karena akan banyak menjalin kerjasama dengan industri besar, menengah dan kecil namun juga lulusan yang dihasilkan berkompetensi tinggi.

Kepercayaan masyarakat akan terbangun dengan sendirinya, sebagai nilai tambah apabila sekolah mampu mencipatakan teknologi baru oleh siswanya bahkan pengakuan dan prestasi yang membanggakan akan membuat reputasi sekolah akan menjadi lebih tinggi.

Sumber Rujukan:
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih    Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo
Byram, H.M. & Wenrich, R.C. (1956). Vocational Education and Practical Arts
            in the Community School. New York: The Macmillan Company.
Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
            Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.
Hamalik, O. (1990). Pendidikan Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan,
             Kewirausahaan dan Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :  Penerbit Salemba Empat
Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy.
            Revised Edition. Chicago: American Technical Society.
Soeharto. (1988). Desain Instruksional sebuah Pendekatan Praktis untuk
            Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidkan dan
            Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Proyek
            Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Share:

State University of Malang

All About OVANLORD'S LIBRARY

Ovi Andianto. Diberdayakan oleh Blogger.

Categories

Labels

My Social Media

Labels