PEMBAHASAN
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN KEJURUAN
1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Pendidikan Kejuruan.
Banyak istilah terkait
dengan pendidikan kejuruan antara lain, vocational
education, technical
education, professional education, dan occupational
education. Huges
sebagaimana dikutip oleh Soeharto
(1988:1) mengemukakan vocational education (pendidikan kejuruan)
adalah pendidikan khusus yangprogram-programnya atau materi pelajarannya
dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri,
atau untuk bekerja sebagai bagian dari suatu grup kerja. Sejalan dengan
pendapat sebagaimana dikutip Muliati
(2007:7) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan
lain. Hamalik (1990:24),
mengemukakan pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan
dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang
dipandang sebagai latihan keterampilan. Djohar
(2007:1285) mengemukakanpendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan
yang menyiapkan individu peserta didik menjadi tenaga kerja yang profesional.
Ditegaskan oleh Byram dan Wenrich
(1956:50) bahwa “vocational education is teaching people how to work
effectively”. Secara lebih spesifik Wenrich sebagaimana dikutip Soeharto (1988:2) mengemukakan
pendidikan kejuruan adalah seluruh bentuk pendidikan persiapan untuk bekerja
yang dilakukan di sekolah menengah. Technical education, menurut Roy W.
Robert (dalam Soeharto, 1988:2)
adalah pendidikan kejuruan yang bidang keahliannya meliputi masalah teknik
industri. Dijelaskan pula bahwa pendidikan teknik yang dilaksanakan di berbagai
fakultas teknik di lingkungan perguruan tinggi tidak termasuk di dalamnya.
Berkenaan dengan istilah professional education, Wenrich (dalam Soeharto, 1988:2) mengemukakan bahwa
istilah ini terkait dengan pendidikan persiapan kerja yang dilakukan di
perguruan tinggi. Terkait dengan keragaman terminologi yang berkaitan dengan
pendidikan kejuruan, secara lebih moderat Wenrich dan Galloway (dalam Sugiyono, 2003:11) mengemukakan. The
term vocational education, technical education, occupational education
are used interchangeably. These terms may have different connotations
for some readers. However, all three terms refer to education for work.
Sejalan
dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional, pendidikan vokasional di
Indonesia terdiri atas tiga jenis, yaitu pendidikan kejuruan, vokasi dan
profesional. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara program
sarjana. Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Ketiga jenis
pendidikan tersebut tujuannya sama yaitu mempersiapkan peserta didik untuk
bekerja pada bidang tertentu.
Sedangkan para ahli juga mendefinisikan arti dari manajemen
pemasaran pendidikan kejuruan diantaranya: Philip Kotler/Armstrong (2002:14), terjemahan Wilhelmus W. Bakowatun : “Manajemen
pemasaran ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan,
serta pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”. Buchari Alma (2004:130), “ Manajemen Pemasaran iyalah merencanakan,
pengarahan, serta pengawasan seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
ataupun bagian dipemasaran.” Lupiyo Adi (2006:6) : “Manajemen pemasaran
iyalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol
program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan
pertukaran-pertukaran yang diinginkan pada konsumen yang dituju untuk
memperoleh keuntungan pribadi maupun keuntungan bersama”.
Jadi pada intinya manajemen
pemasaran pendidikan kejuruan ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan,
serta pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan
lulusan yang intelktual, terampil dan memiliki sikap dan karakter baik sesuai
dengan perkembangan teknologi didunia industri.
2. Tujuan Manajemen Pemasaran Pendidikan
Kejuruan.
1. Produktivitas
Perbandingan terbaik antara hasil
yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas
dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output
berupa jumlah lulusan dan kuantitas input berupa jumlah peserta didik di SMK
dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb).
Sedangkan produktivitas dalam ukuran
kualitas digambarkan dengan ketepatan menggunakan metode dengan menggunakan
alat yang tersedia sehingga peserta didik SMK berkompetensi tinggi dan memiliki
karakter yang baik.
1. >> Kualitas
Kualitas lulusan diharapkan tidak
hanya ahli dibidang keahliannya namun memiliki jiwa sosial yang tinggi sebab
didunia industri tenaga kerja tidak akan bekerja secara individual/sendiri
namun akan bekerja berkelompok atau tim.
2. >> Efektivitas
Merupakan ukuran keberhasilan tujuan
sekolah (SMK). Efektifitas intitusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen
dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya.
Efektifitas dapat juga ditelaah dari:
· Masukkan yang merata
· Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
· Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat yang sedang membangun
· Pendapatan tamatan yang memadai
3. >> Efisiensi
Perbandingan antara rencana dengan
tujuan yang dicapai. Sesuatu bisa dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai
secara optimal dengan sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah
bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya,
tenaga, dan sarana. Disamping itu, terus menjalin kerjasama dengan industri
dalam hal pengadaan barang, mesin atau media pembelajran seperti di industri
ini akan menghemat anggaran untuk alat dan bahan praktikum bagi siswa SMK.
3. Fungsi Manajemen Pemasaran Pendidikan
Kejuruan.
Fungsi
menajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah
melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading
(facilitating, motivating, inovating), reporting, dan controlling. Namun dalam
pengoperasionalnya dapat dibagi 2 yaitu:
1.
Pada tingkat makro (departemendan dinas) melakukan
fungsi manajemen secara umum.
2.
Pada institusi pendidikan mikro (sekolah)
lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, dan motivating
Dengan
adanya manajemen di bidang pemasaran pendidikan kejuruan khususnya SMK sangat
berfungsi dalam menciptakan iklim kerjasama yang baik antara SMK dan Industri,
dan bagi masyarakat akan menjadi referensi sekolah kejuruan yang memiliki
reputasi baik karena akan banyak menjalin kerjasama dengan industri besar,
menengah dan kecil namun juga lulusan yang dihasilkan berkompetensi tinggi.
Kepercayaan
masyarakat akan terbangun dengan sendirinya, sebagai nilai tambah apabila
sekolah mampu mencipatakan teknologi baru oleh siswanya bahkan pengakuan dan
prestasi yang membanggakan akan membuat reputasi sekolah akan menjadi lebih
tinggi.
Sumber Rujukan:
Alma,
Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam,
Alfabeta, Bandung
Amstrong,
Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin
Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo
Byram, H.M. & Wenrich, R.C. (1956).
Vocational Education and Practical Arts
in the Community School. New York: The Macmillan Company.
Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.
Hamalik, O. (1990). Pendidikan
Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan,
Kewirausahaan dan Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Lupiyoadi,
Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Prosser, C.A. & Quigley, T.H.
(1950). Vocational Education in a Democracy.
Revised Edition. Chicago: American
Technical Society.
Soeharto. (1988). Desain
Instruksional sebuah Pendekatan Praktis untuk
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidkan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidkan Tinggi, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
0 komentar:
Posting Komentar