Langkah yang tepat untuk saling bertukar informasi, berdiskusi dan menjalin komunikasi tentang dunia pendidikan, teknik elektro dan ilmu lainnya.

Senin, 30 November 2015

MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN KEJURUAN


PEMBAHASAN 
MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN KEJURUAN

1.  Pengertian Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
   Banyak istilah terkait dengan pendidikan kejuruan antara lain, vocational
education, technical education, professional education, dan occupational
education. Huges sebagaimana dikutip oleh Soeharto (1988:1) mengemukakan vocational education (pendidikan kejuruan) adalah pendidikan khusus yangprogram-programnya atau materi pelajarannya dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja sendiri, atau untuk bekerja sebagai bagian dari suatu grup kerja. Sejalan dengan pendapat sebagaimana dikutip Muliati (2007:7) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain. Hamalik (1990:24), mengemukakan pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan. Djohar (2007:1285) mengemukakanpendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik menjadi tenaga kerja yang profesional. Ditegaskan oleh Byram dan Wenrich (1956:50) bahwa “vocational education is teaching people how to work effectively”. Secara lebih spesifik Wenrich sebagaimana dikutip Soeharto (1988:2) mengemukakan pendidikan kejuruan adalah seluruh bentuk pendidikan persiapan untuk bekerja yang dilakukan di sekolah menengah. Technical education, menurut Roy W. Robert (dalam Soeharto, 1988:2) adalah pendidikan kejuruan yang bidang keahliannya meliputi masalah teknik industri. Dijelaskan pula bahwa pendidikan teknik yang dilaksanakan di berbagai fakultas teknik di lingkungan perguruan tinggi tidak termasuk di dalamnya. Berkenaan dengan istilah professional education, Wenrich (dalam Soeharto, 1988:2) mengemukakan bahwa istilah ini terkait dengan pendidikan persiapan kerja yang dilakukan di perguruan tinggi. Terkait dengan keragaman terminologi yang berkaitan dengan pendidikan kejuruan, secara lebih moderat Wenrich dan Galloway (dalam Sugiyono, 2003:11) mengemukakan. The term vocational education, technical education, occupational education are used interchangeably. These terms may have different connotations for some readers. However, all three terms refer to education for work.
Sejalan dengan Undang-undang Sistem pendidikan Nasional, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri atas tiga jenis, yaitu pendidikan kejuruan, vokasi dan profesional. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara program sarjana. Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Ketiga jenis pendidikan tersebut tujuannya sama yaitu mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu.
Sedangkan para ahli juga mendefinisikan arti dari manajemen pemasaran pendidikan kejuruan diantaranya: Philip Kotler/Armstrong (2002:14), terjemahan Wilhelmus W. Bakowatun  : “Manajemen pemasaran ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta  pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”. Buchari Alma (2004:130), “ Manajemen Pemasaran iyalah merencanakan, pengarahan, serta pengawasan seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan ataupun bagian dipemasaran.” Lupiyo Adi (2006:6) : “Manajemen pemasaran iyalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan pada konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun keuntungan bersama”.
Jadi pada intinya manajemen pemasaran pendidikan kejuruan ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta  pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan lulusan yang intelktual, terampil dan memiliki sikap dan karakter baik sesuai dengan perkembangan teknologi didunia industri.
2. Tujuan Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
1.  Produktivitas
            Perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara  kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah lulusan dan kuantitas input berupa jumlah peserta didik di SMK dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb).
            Sedangkan produktivitas dalam ukuran kualitas digambarkan dengan ketepatan menggunakan metode dengan menggunakan alat yang tersedia sehingga peserta didik SMK berkompetensi tinggi dan memiliki karakter yang baik.
1.                        >>  Kualitas
            Kualitas lulusan diharapkan tidak hanya ahli dibidang keahliannya namun memiliki jiwa sosial yang tinggi sebab didunia industri tenaga kerja tidak akan bekerja secara individual/sendiri namun akan bekerja berkelompok atau tim.
2.                        >>  Efektivitas
            Merupakan ukuran keberhasilan tujuan sekolah (SMK). Efektifitas intitusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya. Efektifitas dapat juga ditelaah dari:
·      Masukkan yang merata
·      Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
·      Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun
·      Pendapatan  tamatan yang memadai
3.                         >>  Efisiensi
            Perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Sesuatu bisa dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana. Disamping itu, terus menjalin kerjasama dengan industri dalam hal pengadaan barang, mesin atau media pembelajran seperti di industri ini akan menghemat anggaran untuk alat dan bahan praktikum bagi siswa SMK.

3. Fungsi Manajemen Pemasaran Pendidikan Kejuruan.
Fungsi menajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, inovating), reporting, dan controlling. Namun dalam pengoperasionalnya dapat dibagi 2 yaitu:
1.      Pada tingkat makro (departemendan dinas) melakukan fungsi manajemen secara umum.
2.      Pada institusi pendidikan mikro (sekolah) lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, dan motivating
Dengan adanya manajemen di bidang pemasaran pendidikan kejuruan khususnya SMK sangat berfungsi dalam menciptakan iklim kerjasama yang baik antara SMK dan Industri, dan bagi masyarakat akan menjadi referensi sekolah kejuruan yang memiliki reputasi baik karena akan banyak menjalin kerjasama dengan industri besar, menengah dan kecil namun juga lulusan yang dihasilkan berkompetensi tinggi.

Kepercayaan masyarakat akan terbangun dengan sendirinya, sebagai nilai tambah apabila sekolah mampu mencipatakan teknologi baru oleh siswanya bahkan pengakuan dan prestasi yang membanggakan akan membuat reputasi sekolah akan menjadi lebih tinggi.

Sumber Rujukan:
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih    Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo
Byram, H.M. & Wenrich, R.C. (1956). Vocational Education and Practical Arts
            in the Community School. New York: The Macmillan Company.
Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
            Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.
Hamalik, O. (1990). Pendidikan Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan,
             Kewirausahaan dan Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :  Penerbit Salemba Empat
Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy.
            Revised Edition. Chicago: American Technical Society.
Soeharto. (1988). Desain Instruksional sebuah Pendekatan Praktis untuk
            Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidkan dan
            Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Proyek
            Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

State University of Malang

All About OVANLORD'S LIBRARY

Ovi Andianto. Diberdayakan oleh Blogger.

My Social Media